Senin, 19 April 2010

Makna Persahbatan

Dan jika berkata, berkatalah kepada aku tentang kebenaran persahabatan?
Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.

Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”.

Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya; karena tanpa ungkapan kata, dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.

Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita; Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya, mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan. Karena kasih yang masih menyisakan pamrih, di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya,
untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?

Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.
Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.

Rabu, 14 April 2010

PERANAN TEKNOLOGI DALAM DUNIA PENDIDIKAN KITA, DULU DAN SEKARANG

PERANAN TEKNOLOGI DALAM DUNIA PENDIDIKAN KITA, KINI DAN DULU

Dahulu kala di zaman yang kata orang serba susah, di zaman yang katanya orang makan pelepah daun pisang dan sebagainya, pendidikan merupakan hal yang penting di kalangan kaum pemuda saat itu. Tengok saja Sukarno, Hatta, Sutomo, dan yang lainnya. Ditengah zaman yang carut-marut dalam arti sebenarnya, mereka-mereka masih memikirkan pendidikan. Tanpa buku yang layak untuk belajar, (kalaupun ada hanyalah “sabak”). Tanpa ada kesempatan yang luas untuk saling berbagi dan berdiskusi tentang suatu topik. Kesempatan bangsa ini sangat terbatas untuk belajar. Hanya orang-orang tertentu yang diperbolehkan Belanda untuk sekolah. Itupun hanya tingkat rendah. Selebihnya jika ada beberapa pemuda zaman dulu yang belajar hingga tingkat tinggi adalah hasil dari perjuangan mereka yang sangat gigih.

Bila malam, mereka tentu tidak bisa belajar. Tahu sendirilah bagaimana PLN saja saat itu belum lahir. Belum lagi bila ada pergolakan yang terjadi. Maklum saja, zaman perang memang tidak bisa diprediksi dengan baik. Maksud hati ingin belajar, eh keadaan keamanan sedang gawat. Jadi, ya tahu sendirilah bahwa selain waktu yang sangat terbatas untuk belajar, kesempatan untuk semakin mengembangkan diri juga tidak ada. Mereka memang nyaris tidak pernah tersentuh oleh teknologi.

Namun jika kita mau terus menelusuri pejuang-pejuang kita, ada hal yang semestinya bisa kita ambil untuk kita jadikan pelajaran. Tengok saja pendahulu-pendahulu kita. Mereka tidak kalah cerdasnya dengan kita. Bahkan mereka dengan segala keterbatasan mereka bisa melampaui paradigma pemuda sekarang yang mungkin terlalu dimanja oleh teknologi. Mampu menembus level dunia internasional. Tengok saja Bung Karno yang pidato di PBB dengan gagahnya. Atau utusan-utusan dari Indonesia yang konferensi di Den Haag Belanda. Sungguh suatu prestasi yang sangat bagus.

Dalam dunia pendidikan kita di masa kini, teknologi membawa dampak yang sangat kuat. Nyaris semua bidang pendidikan masa kini sudah tersentuh oleh teknologi. Mulai dari yang paling sederhana sekalipun sudah tersentuh oleh teknologi. Contohnya adalah adanya sebuah web site ataupun web log yang mengusung tema pendidikan dengan segala pernak-perniknya. Semua hal yang bersifat pendidikan diulas dan dibahas habis sampai ke akarnya.

Contoh dari web site yang mengusung tema pendidikan misalnya http://www.e-smartschool.com/,  http://www.e-dukasi.net, dan lain-lain. Web-web tersebut konsisten mengusung pendidikan sebagai temanya. Apapun alasan dibalik realita tersebut tidaklah jadi soal. Yang paling utama dari semua itu adalah bahwa pendidikan yang notabene hal membosankan bagi kebanyakan orang, ternyata masih mendapatkan tempat.

Namun peranan teknologi di zaman kini belumlah bisa dimaksimalkan oleh pemuda kita. Sebagai bukti, tengok prestasi kaum pendahulu kita dengan segala keterbatasannya. Bandingkan dengan semakin manjanya pemuda kita dengan teknologi tetapi kurang prestasi. Bukan maksud untuk mengecilkan peranan pemuda masa kini, tetapi paling tidak semoga tulisan ini mampu membangkitkan semangat pendidikan di era teknologi.

Selasa, 13 April 2010

Arti Dari Sebuah Kehidupan

Arti Sebuah Kehidupan

                Ternyata, dalam kehidupan ini, kita sebagai manusia seringkali melupakan atau bahkan tidak ambil pusing terhadap segala sesuatu yang ada disekitar kita. Entah itu bersikap tidak perduli ataupun justru karena terlalu sibuk dengan urusan dan pekerjaan sehari-hari, kita tidak menyadari hal terpenting dari hidup kita sendiri. Hal besar yang justru menjadi begitu kecilnya, hingga kita tidak menyadari atau bahkan tidak menganggapnya ada.
                 Lalu, apakah hal tersebut? Ya, hal-hal yang sering terlewat oleh perhatian kita sebagai manusia yang terlalu disibukkan oleh aktifitas yang makin padat setiap detiknya. Misalnya saja sikap kasih. Kasih merupakan akar utama dari banyak hal perbuatan positif yang dapat kita berikan, tidak saja bagi orang terdekat kita, namun juga bagi banyak orang lain. Termasuk orang-orang yang kita juga tidak kenal secara pribadi.
                Kasih menciptakan suatu titik dasar yakni sikap “peduli”. Sikap yang menjadi awal mula dari suatu perbuatan baik kita untuk orang-orang disekitar kita.
                Nah, kesibukan inilah yang tanpa disadari justru menjauhkan diri kita sebagai manusia secara hakiki pada sikap “peduli” tadi.
              Anda tidak perlu berfikir jauh. Banyak cara melakukan kepedulian. Banyak orang juga melakukan kepeduliannya dengan mengusung kepedulian terhadap anak-anak terlantar, penderita Aids, kelaparan, bencana alam, dan masih banyak lagi.
              Tetapi, ada yang terlewatkan. Apakah Anda menyadarinya? Kasih tidak bermula dari sesuatu yang besar atau bercakupan luas. Kasih muncul dari cakupan terkecil yang maknanya ternyata sangat besar dalam kehidupan kita. Ya, benar, itu adalah keluarga. Dari keluarga, kasih akan menjalar mewarnai kehidupan dalam persahabatan kita, menjalar kembali dalam kehidupan pekerjaan kita, terus dan terus. Hingga kasih akan menjalar mewarnai sesuatu yang sifatnya lebih besar lagi bahkan bersifat global.
             Bagaimana tidak? jika kita tidak dapat mengasihi orang terdekat, yakni keluarga kita sendiri, tidak akan mungkin kita dapat dikatakan mengasihi orang lain. Seringkali kita justru terlalu mengambil peduli yang baik pada keadaan dan keprihatinan terhadap sesama (orang lain) dan melewatkan keluarga kita sendiri. Bagaimana mungkin, kita dapat mengasihi secara tulus sesama kita dalam cakupan lebih luas lagi, jika kita tidak memiliki kasih yang besar pada orangtua kita, pada adik/kakak, pada anak, pada suami, pada istri, pada anggota keluarga lainnya. Disaat Anda mengatakan kepedulian Anda untuk para korban perang, para korban bencana-dan di waktu yang sama Anda sangat tidak mengasihi istri Anda, suami Anda, orang tua Anda atau anak Anda sendiri. Menurut saya pribadi, Anda tidaklah memiliki kasih sejati jika demikian. Menurut Anda?
            Saya sendiri seringkali melewatkan atau bahkan tidak terpikirkan hal tersebut. Rasanya benci sekali terhadap suami saya, jika kami sedang bertengkar. Rasa menyebalkan sekali mendengarkan ocehan-ocehan, rengekan-rengekan orang tua atau mertua saya. Rasanya bosan banget terus terusan mendengarkan keluh kesah sahabat saya, yang dari waktu ke waktu permasalahannya itu-itu saja.
           Tetapi pasti ada suatu peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, yang merupakan peringatan lembut dan sabar dari Tuhan. Sentuhan-sentuhan kecil yang dapat menyadarkan diri kita saat itu juga.  Sentuhan-sentuhan lembut yang tidak akan mungkin kita rasakan jika kita tidak membuka hati kita secara jujur dan tulus.
            Kemarin, saya disadarkan lagi melalui 2 momen sekaligus.
            Momen yang pertama adalah ketika saya menghadiri misa mengenang wafat Isa Almasih-Jumat Agung di gereja. Tidak ada kasih yang lebih besar, dari kasih seseorang yang rela menyerahkan nyawa bagi para sahabatnya. Kasih sejati Allah yang luar biasa terhadap manusia yang tetap terus tidak pernah menyadari akan kasihNya yang besar. Manusia yang selalu lupa bersyukur-tenggelam dalam deretan keluhan dan protesnya terhadap kehidupan dunia yang tidak pernah dianggapnya indah.
            Sedangkan momen yang kedua, adalah ketika siang harinya, seorang sahabat saya menelepon dan memberitakan kabar duka cita, bahwa ibunya dipanggil Tuhan saat itu juga. Inailahi…
           Kaget bukan kepalang, setengah sadar dan tidak, saya turut merasakan rasa kehilangan yang sangat sahabat saya ini. Karena ibunda tercinta hanyalah tinggal satu-satunya orangtua yang ia miliki sejak ayahnya telah mendahului menghadap sang Pencipta bertahun silam.
           Saya dan suami langsung berangkat ke rumah duka yang saat kami datang jenasahnya telah rapi terbungkus kain kafan diiringi dengan alunan syahdu penuh kidmad pengajian dan doa yang dipanjatkan seluruh keluarga dan sahabat. Tidurlah tenang, tante…dan selamat jalan…
          Menjadi yatim piatu bukanlah keinginannya saat ini, dimana tiada lagi tempatnya berteduh-kasih murni dari orangtua terhadap anaknya. Walaupun ketika hidupnya, belum tentu kita dapat memaknainya sedalam ini.
          Kasih dari orang terkasih dalam hidup yang terkadang baru kita rasakah besar maknanya setelah orang tersebut meninggalkan kita untuk selamanya. Tanpa sempat memberitahukannya, bahwa dari lubuk hati terdalam kita mencintai dan mengasihinya dengan segenap jiwa dan raga. Perasaan yang selalu tersumbat untuk dialirkan keluar saat orang tersebut masih ada di depan kita.
          Dari uraian yang cukup panjang diatas, saya hanya ingin berbagi. Bahwa kita sebagai manusia seringkali terlupakan kasih yang paling dasar. Yang merupakan landasan, akar dan asal mula kasih di dunia ini. Tuhan yang maha kuasa adalah sumber kasih abadi, tidak akan pernah berkesudahan aliran sungai kasihNya menyegarkan dahaga kita. Dan, kasih pada orang-orang terdekat kita-keluarga kita sendiri.
          Tunjukkanlah kasihmu saat ini juga, dengan bentuk sikap kepedulian kecil yang pasti memiliki nilai dan makna dasyat bagi orang yang menerimanya. Tunjukkan kepedulianmu pada para sahabatmu, teman-temanmu, dan orang-orang disekitarmu. Barulah dunia dapat merasakan kasih sejati yang kita tawarkan.